Analisis Vegetasi Habitat Burung Rangkong

Authors

Agus Setiawan
University of Lampung

Synopsis

Indonesia memiliki keanekaragaman jenis burung rangkong yang tergolong tinggi.  Dari 62 spesies rangkong yang ada di dunia, 13 spesies atau 20,97% berada di Indonesia, tersebar di Sumatera, Jawa Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua (Rangkong Indonesia, 2018; Panel Hutan, 2021).    Masing-masing spesies rangkong menempati habitat yang berbeda, walaun di antara mereka terdapat kesamaan-kesamaan, misalnya dalam hal makanan. Secara umum, unsur habitat satwa terdiri atas unsur biotik, fisik, dan kimia. Unsur biotik meliputi vegetasi, satwa liar lain dan organisme mikro, sedangkan unsur fisik meliputi air, tanah, iklim dan topografi serta tata guna lahan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Muntasib, 1997).   Seluruh unsur habitat tersebut secara fungsional menyediakan pakan, air dan tempat berlindung dan merupakan faktor pembatas daya dukung habitat satwa liar.  Berdasarkan Hukum Minimum Liebig, unsur yang paling sedikit merupakan unsur yang menentukan daya dukung tersebut.  Walaupun sumber pakan banyak air melimpah, tetapi jika pohon berlubang yang dapat dijadikan tempat bersarang sangat sedikit maka, daya dukung habitat tersebut rendah.

Buku referensi ini merupakan campuran dari tiga hasil penelitian, yaitu: 1) Aryanto, Setiawan, dan Master (2016) berjudul Keberadaan Burung Rangkong (Bucerotidae) di Gunung Betung Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman; 2) Pratama, Setiawan, Harianto, dan Nurcahyani (2021); dan 3) Fitriyansyah (2022). Buku disusun dalam lima bab, yaitu Pendahuluan, Mengenal Burung Rangkong, Habitat Burung Rangkong, Metode Analisis Habitat Burung Rangkong, dan Metode Analisis Habitat Burung Rangkong.  Selain itu juga ditambah dengan Daftar Pustaka dan Lampiran

References

Alexander GD, Houston DC & Campbell M. 1994. A possible acoustic function for the casque structure in hornbills (Aves: Bucerotidae. Journal of Zoology. 233 (1): 57–67. doi:10.1111/j.1469-7998.1994.tb05262.x

Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi. PAU-IPB. Bogor.

Anggraini K, Kinnaird M, and O’Brien T. 2000. The effects of fruit availability and habitat disturbance on an assemblage of Sumatran hornbills. Bird Conservation International, vol. 10, no. 3, pp. 189–202.

Anggrita, Nasihin I, dan Nendrayana Y. 2017. Keanekaragaman Jenis dan Karakteristik Habitat Mamalia Besar di Kawasan Hutan Bukit Bahohor Desa Citapen Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan. Wanaraksa Vol. 11 No 1 Februari 2017. Pp: 21-29

Apriliyani, E. 2017. Ekologi Burung Julang Emas (Rhyticeros Undulatus Shaw, 1881) di Hutan Sokokembang Pekalongan Jawa Tengah. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ardiantiono, Karyadi , Isa M , Hasibuan AK , Kusara I, Arwin, Ibrahim, Supriadi, and Marthy W. 2020. Hornbill density estimates and fruit availability in a lowland tropical rainforest site of Leuser Landscape, Indonesia: preliminary data towards long-term monitoring. Hornbill Nat. Hist. & Conserv. Vol. 1(1): 2–11, 2020.

Arifiani D dan Mahyuni. 2012. Keanekaragaman Flora di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Provinsi Lampung. Berita Biologi 11(2) - Agustus 2012. P: 149-160.

Aryanto, A.S., Setiawan. A. & Master, J. 2016. Keberadaan Burung Rangkong (Bucerotidae) di Gunung Betung Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Jurnal Sylva Lestari, 4(2), 9- 16.

Baskorowati LR, Umiyati N, Kartikawati A, Rimbawanto dan Susanto M, 2008. Pembungaan dan Pembuahan Melaleuca cajuputi subsp. Cajuputi Powell di Kebun Benih Semai Paliyan, Gunungkidul, Yogjakarta. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol 2 (2) : 189 - 202.

Bird Life International. (2022). Species factsheet Rhyticeros undulatus. Diunduh dari http://www.birdlife.org pada 27/01/2022.

BKSDA Lampung. 2014. Inventarisasi rangkong (Bucerotidae) di Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Gunung Rajabasa. (http://www.krakatau.co.id). Diakses 18 Januari 2015.

Burung Indonesia. 2013. Rilis-Indonesia, Surganya Burung Rangkong. Burung Indonesia: conserving nature, with you. https://www.burung.org/2013/04/04/indonesia-surganya-burung-rangkong, dikunjungi tanggal 22 Januari 2022 pukul 22.24

Charde P, Kasambe R, dan Tarar JL. 2011. Breeding Behaviour of Indian Grey Hornbill in Central India. The Raffles Bulletin Of Zoology 2011 Supplement No. 24: 59–64

Chaisuriyanun S, Gale GA, Madsi S and Poonwasd P. 2011. Food Consumed By Great Hornbill And Rhinoceros Hornbill In Tropical Rainforest, Budo Su-Ngai Padi National Park, Thailand. THE RAFFLES BULLETIN OF ZOOLOGY 2011 Supplement No. 24: 123–135D

Datta A and Rawatt, GS. 2008. Dispersal modes and spatial patterns of tree species in a tropical forest in Arunachal Pradesh, North-east India Tropical Conservation Science Vol.1 (3):163-185. Available online:tropicalconservationscience.org

Datta A. 2001. An ecological study of sympatric hornbills and fruiting patterns in a tropical forest in Arunachal Pradesh. PhD Thesis submitted to Saurashtra University, Rajkot, Gujarat, India.

Dorji S. 2013. Habitat use and conservation status of Rufous-necked hornbill in Jigme Singye Wangchuck national Park of Bhutan. Unpublished BSc. thesis. College of Natural Resources, Royal University of Bhutan, Lobesa, Bhutan.

FAWR (FederalAideinWildlifeRestoratio). 2001. http://www. gmfs.state.nm.us/pageMill_Image/wildlifeMgmt/ elkoperationplan.pdf.

Fitriansyah RA. 2022. Keberadaan Spesies Pohon Pakan Rangkong (Bucerotidae) di Stasiun Penelitian Way Canguk, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar Lampung, 2022. Skripsi (Tidak Dipublikasikan)

Gautier-Hion A, Duplantier JM, Quris R, Feer F, Sourd C, Decoux JP, Dubost G, Emmons L, Erard C, Hecketsweiler P, Moungazi A, Roussilhon C, and Thiollay JM. 1985. Fruit characters as a basis of fruit choice and seed dispersal in a tropical forest vertebrate community. Oecologia (Berlin) 65:324-337

Gamble, Kathryn C. March 2007. "Internal anatomy of the hornbill casque described by radiography, contrast radiography, and computed tomography". Journal of Avian Medicine and Surgery. 21 (1): 38–49.

Hadiprakarsa Y and Kinnaired MF. 2004. Foraging characteristics of an assemblage offour Sumatran hornbill species. Bird Conservation International (2004) 14:S53–S62.

Himmah I, Utami S, dan Baskoro K. 2010. Struktur dan komposisi vegetasi habitat julang emas (Aceros undulatus) di Gunung Unggaran Jawa Tengah. Jurnal Sains dan Matematika (JSM). 18 (3):104―110.

Kalina J. 1989. Nest intruders, nest defence and foraging behaviour in the Black-and-white Casqued Hornbill Bycanistes subcylindricus. IBIS Volume 131 (4) Pages 567-571

Kartono, AP. 2000. Teknik Inventarisasi Satwaliar dan Habitatnya. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Keartumsom Y. Chimchome V, Poonswad P, and Pattanavibool A. 2011. Home range of Great Hornbill (Buceros bicornis Linnaeus, 1758) and Wreathed Hornbill (Rhyticeros undulatus Shaw, 1881) in non-breeding season at Khao Yai National Park, Nakhon Ratchasima Province. Journal of Wildlife in Thailand 18:47–55.

Kemp AC. 2001. "Family Bucerotidae (Hornbills)". In del Hoyo, Josep; Elliott, Andrew & Sargatal, Jordi (eds.). Handbook of the Birds of the World. Vol. 6. Mousebirds to Hornbills. Barcelona, Spain: Lynx Edicions. ISBN 978-84-87334-30-6.

Kemp AC. 1995. The Hornbill. Buku. Oxford University Press. New York.

Kinnaird MF, O’Brien TG, and Suryadi S. 1996. Population fluctuation in Sulawesi redknobbed hornbills: Tracking figs in space and time. Auk, vol. 113, no. 2, pp. 431–440.

Kitamura S, Yumoto T, and Pila. 2004. Characteristics of hornbill-dispersed fruits in a tropical seasonal forest in Thailand. Bird Conservation International (2004) 14:S81–S88. Printed in the United Kingdom

Kitamura S, Thong-Aree S, Madsri S, and Poonwsad. 2011. Characteristics of Hornbill-Dispersed Fruits in Lowland Dipterocarp Forests of Southern Thailand. The Raffles Bulletin of Zoology 2011 Supplement No. 24: 137–147Da

KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). 2018. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Rangkong Gading (Rhinoplax vigil) Indonesia 2018-2028. Jakarta, Indonesia: KLHK.

Kurniawan I. 2009. Metode Inventarisasi Mamalia. Kelompok Pemerhati Mamalia (Kpm) “Tarsius” Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.

Mangangantung B, Katili DY, Saroyo, dan Maabuat PV. 2015. Densitas dan jenis pakan burung rangkong (Rhyticeros cassidix) di Cagar Alam Tangkoko Batuangus. Jurnal MIPA UNSRAT Online. 4 (1):88―92.

Marshall AJ. 2015. Pengenalan metode survey satwa vertebrat (khususnya vertebrat besar). Kuliah Lapanagan Taman Nasional Gunung Palung 1-10 Juni 2015.

Meijaard, E., D. Sheil, R. Nasi, D. Augeri, B. Rosenbaum, D. Iskandar, T. Setyawati, M. Lammertink, I. Rachmatika, A.Wong, T. Soehartono, S. Stanley. & T. Gunawan, T.O’Brien. 2006. Hutan pasca pemanenan: melindungi satwa liar dalam kegiatan hutan produksi di Kalimantan. CIFOR: Indonesia.

Muntasib EKSH, Haryanto, Masy'ud B, Rinaldi D, Arief H, Mulyani YA, Rushayati SB, Prayitno W, Mulyadi K. 1997. Panduan Pengelolaan Habitat Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus Desmarest 1822) dI Taman Nasional Ujung Kulon. edia Konservasi Edisi Khusus, 1997 : Hal. 1 – 15

Nugraha MD, Setiawan A, Iswandaru D, dan Fitriana YR. 2021. Keanekaragaman Spesies Burung di Hutan Mangrove Pulau Kelagian Besar Provinsi Lampung. Jurnal Belantara, 4(1), 56–65. https://doi.org/10.29303/jbl.v4i1.570.

Pahlevi A. 2016. Berjasa untuk Regenerasi Hutan, Panglima Para Burung Ini Malah Diburu. Mongabay: Situs Berita Lingkungan. https://www.mongabay.co.id/2016/05/20/ diakses tanggal 22 Januari 2022 pukul 14.32

Paruchuri, S. 2011. "Buceros bicornis" (On-line), Animal Diversity Web. Accessed January 29, 2022 at https://animaldiversity.org/accounts/Buceros_bicornis/

Poonswad P and Tsuji A. 1919. Ranges of males of the Great Hornbill Buceros bicornis, Brown Hornbill Ptilolaemus tickelli and Wreathed Hornbill Rhyticeros undulatus in Khao Yai National Park, Thailand. IBIS Volume136, Issue1 January 1994 Pages 79-86

Pramono AA, Palupi ER, Siregar IZ, dan Kusmana C, 2016. Bunga Surian ((A. Juss.) M. Roem.): Morfologi, fenologi, dan Toona sinensis serangga pengunjung. Jurnal Pembenihan Tanaman Hutan. Vol 4(2): 67-80.

Pratama MS, Setiawan A, Harianto SP, Nurcahyani N. 2021. Keanekaragaman Jenis Burung Rangkong (Bucerotidae) dI Stasiun Penelitian Way Canguk Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Belantara Vol. 4, No. 2, Agustus 2021 (153-163).

ProFauna. 2019. Mengenal Rangkong, Burung Unik yang Penting Bagi Kelestarian Hutan. ProFauna pada Jum, 03/22/2019 - 11:11

Rachmawati Y, Rahayuningsih M, Kartijono NE. 2013. Populasi Julang Emas (Aceros undulatus) di Gunung Ungaran Jawa Tengah. Unnes J Life Sci 2 (1) (2013), p: 43-49.

Rangkong Indonesia. 2018. Ciri-ciri Umum Enggang. https://rangkong.org/enggang-di-indonesia. Diakses 19 Januari 2022 pukul 14.45.

Riyanto D, Darmawan A, and Wulandari C. 2020. Landscape characteristics of Codot Coffee in Kota Agung Utara Forest Management Unit, Lampung IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 449 012039

Rindyastuti R dan Maufiroh AU. 2019. Fenologi, Struktur dan Produktivitas Bunga dan Buah Tumbuhan Endemik Kalimantan Diospyros perfida Bakh. Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi III (IP2B III) 2019”

Rozak AH, Astutik S, Mutaqien Z, Sulistyawati E, and Widyatmoko D. 2020. Efektivitas Penggunaan Tiga Indeks Keanekaragaman Pohon dalam Analisis Komunitas Hutan: Studi Kasus di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Indonesia. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (2020), 17(1): 35-47. Available from: https://www.researchgate.net/publication/342538802

Santosa Y, Ramadhan EP, Rahman DA. 2008. Studi Keanekaragaman Mamalia pada Beberapa Tipe Habitat di Stasiun Penelitian Pondok Ambung Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah. Media Konservasi Vol. 13, No. 3 Desember 2008 : 1 – 7.

Setiawan A, Alikodra HS, Gunawan A, dan Darnaedi D. 2006. Keanekaragaman Jenis Pohon dan Burung di Beberapa Areal Hutan Kota Bandar Lampung. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XII No. 1 : 1-13 (2006).

Stattersfield, A.J., Crosby, M.J., Long, A.J., Wege, D.C., 1998. Endemic Bird Areas of 455 the World - Priorities for Biodiversity Conservation. Birdlife International, 456 Cambridge.

Stettenheim, Peter J. (August 2000). The integumentary morphology of modern birds—an overview". American Zoologist. 40 (4): 461–477

Suryadi S, Kinnaired MF, O’Brien TG, Supriatna J, and Somadikarta S. 1994. Food Preferences of the Sulawesi Red-Knobbed Hornbill During the Non-Breeding Season. Tropical Biodiversity 2(3): 377 (1944).

Tabla VP, and Vargas CF, 2004. Phenology and phenotypic natural selection on the flowering time of a deceit-pollinated tropical orchid, Myrmecophila christinae. Annals of Botany, Vol 94(2): 243 250.

UPTD Tahura WAR. 2009. Buku Informasi Tahura. Buku. Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Bandar Lampung. 43 p.

Yudhistira. 2002. Studi populasi dan habitat kehicap Flores di Flores Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Skripsi: Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Yuliastuti, E. 2020. Rangkong, Si Petani Hutan yang Harus Dilindungi. Kehati. https://biodiversitywarriors.kehati.or.id dikunjungi 21 Januari 2022 pukul 16.21

Zulfikar M. 2019. Balung Burung Ini Lebih Mahal dari Gading Gajah, Saat Ini Spesiesnya Kritis Menuju Punah. National Geografic Indonesia. Jumat, 30 Agustus 2019.

Downloads

Forthcoming

31 July 2022

Series

Details about this monograph

doi

10.24259/forpress.12.13