43 Hari Menjabat Walikota; Prestasi dan Kontroversi
Keywords:
Menjabat walikota, Makassar, Prestasi, KontroversiSynopsis
Ibarat sebuah pendakian menuju ke puncak gunung, tentulah tidak selalu mulus, tetapi penuh kelok dan lubang yang harus dihadapi sepanjang perjalanan. Isi buku ini menceritakan sekilas perjalanan karir saya, mulai dari tugas manajerial di dalam kampus sampai akhirnya ditugaskan sebagai Penjabat Walikota Makassar. Apa yang tertulis dalam buku ini merupakan abstraksi dari berbagai aktivitas saya dalam kurung waktu 2018 sampai 2020.
Buku ini banyak menguraikan berbagai rangkaian kegiatan dan peristiwa yang terjadi dalam proses pengusulan Penjabat Walikota sampai saat bertugas sebagai Penjabat Walikota selama 43 hari. Buku ini mengungkap beberapa peristiwa yang selama ini belum diketahui publik, sekaligus menjawab beberapa pertanyaan publik yang selama ini muncul di media sosial. Saya tentunya berharap buku ini dapat memberikan inspirasi dan sebuah pelajaran hidup yang bisa dipetik hikmahnya bagi para pembaca.
Pengalaman menjadi Penjabat Walikota Makassar di masa-masa sulit karena Pandemi Covid-19 menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya. Mengelola kebijakan agar masyarakat taat protokol kesehatan, melakukan pembatasan sosial, menyelesaikan berbagai masalah masyarakat, hingga menghidupkan kembali perekonomian menjadi pekerjaan hari-hari saya. Hingga akhirnya, sebelum tepat 43 hari saya menjabat, saya diperiksa dengan dugaan pelanggaran kedisiplinan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pemeriksaan yang kemudian menjadi alasan dalam memberhatikan saya sebagai Pj Walikota Makassar. Meski hingga sekarang, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah dijanjikan tak kunjung saya terima.